Jumat, 02 Mei 2008

99. Ummul mukmin, Aisyah r.a. berkata: Pertama turunya wahyu kepada Nabi saw. berupa mimpi yang baik dan tepat, maka setiap bermimpi di waktu malam, terjadilah mimpi itu pada esok harinya bagaikan pastinya terbitnya fajar Subuh, kemudian ia senang menyendiri di gua Hira, di sana ia beribadat beberapa hari dengan malamnya sebelum kembali kepada istrinya untuk mengambil bekal dan kembali ketempat khalwatnya, kemudian kembali kepada istrinya Siti Khadijah dan mengambil bekal pula seperti semula, sehingga tibalah masanya turunya wahyu yang haq ketika nabi diGua Hira, maka datanglah Malaikat da nmenyuruhnya: Iqra’ (bacalah). Nabi saw. berkata : Ma ana biqaari’ (Aku tidak dapat membaca), tiba-tiba malaikat itu mendekapnya sehingga habis tenaganya, kemudian dilepasdan diperintah: Iqra’. Dijawab: Aku tidak dapat membaca. Maka ia didekap untuk kedua kalinya sehingga terasa payah, kemudian dilepas, dan diperintah: Iqra’ bismirabbikalladzi khalaqa, khalaqal insana min ‘alaq, iqra’ wa rabbukal akram. ( Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan, menjadikan manusia dari sekepal darah, bacalah dan Tuhanmu yang termulia).

Maka kembalilah Rasulullah saw. dengan hati yang gemetar, sehingga sampai ke rumah Khadijah binti Khuailid r.a. dan berkata: Selimutilah aku (Zammiluni, Zammiluni), lalu diselimuti dan ditenangkan hingga hilang rasa takut dan gemetarnya, lalu Nabi saw. bersabda pada Khadijah sesudah menceritakan semua kejadian yang dialaminya: Aku khawatir atas diriku. Jawab Khadijah untuk menenangkan hatinya: Tidak, jangan khawatir. Demi Allah, Allah tidak akan menghinakan engkau untuk selamanya. Engkau selalu menghubungi famili, senang menanggung kesukaran yang berat, membantu orang yang fakir miskin, menjamutamu, dan membantu meringankan penderitaan yang hak.

Kemudian Khadijah membawanya kerumah Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza sepupu Siti Khadijah. Waraqah adalah seorang yang telah masuk Nasrani dimasa jahiliyah, dan biasa menulis injil yang berbahasa Ibrani, dan ia seorang yang telah tua bahka nbuta, maka berkata Khadijah: Hai anak pamanku, dengarkanlah apa yang diutarakan oleh keponakanmu ini. Waraqah berkata: Hai, keponakanku, apakah yang engkau alami? Maka Nabi saw. memberitakan semua yang dialami dan dilihatnya. Lalu berkata Waraqah: Itu malaikat yang telah diturunkan oleh Allah kepada Musa. Aduhai andaikan aku masih muda dan kuat, semoga aku masih hidup ketika engkau diusir oleh kaummu. Nabi saw. bertanya: Apakah mereka akan mengusirku? Jawab Waraqah: Ya, tiada seorang pun yang mengajar kepada kaumnya seperti ajaranmu itu melainkan dimusuhi, dan sekiranya aku mendapati saat itu pasti aku akan membantumu dengan bantuan yang memuaskan dan gemilang.

100. Jabir bin Abdullah Al-Anshari r.a. ketika memberitakan turunya wahyu berkata: Nabi saw. bersabda: Ketika aku berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara orang dari langit, maka aku melihat ke atas, tiba-tiba malaikat yang datang kepadaku di Gua Hira itu duduk dikursi diantara langit dan bumi sehingga aku merasa sangat gentar, dan kembali kerumah untuk minta diselimuti (zammiluni, zammiluni), maka Allah menurunkan kepadaku: Ya ayyuhalmuddatsir. Qun fa andzir. Wa rabbaka fakabir.Wa tsiyabaka fathahhir. Warrujza fahjur. (Wahai orng yang berselimut. Bangunlah dan peringatkanlah. Dan nama Tuhanmu agungkanlah. Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan semua berhala tinggalkanlah). Kemudian turun wahyu dan semakin banyak.

101. Jabir r.a.: Yahya bin Katsir berkata: Aku bertanya kepada Abu salamah bin Abdurrahman tentang wahyu pertama yang turun dari ayat Quran, maka dijawab: Ya Ayyuhal Mudddatstsir. Aku berkata: Orang-orang berkata: Iqra’ bismi rabbikaladzi khalaqa. Jawab Abu Salamah: Aku bertanya kepada Jabir bin Abdullah tentang itu, dan juga aku tegur sebagaimana katamu itu, maka Jabir berkata: Aku tidak meriwayatkan kepadamu kecuali apa yang diceritakan oleh Rasulullah saw. kepada kami, yaitu: Ketika aku beribadah di Gua Hira, dan ketika telah selesai aku turun dari Hira tiba-tiba aku dipanggil ,maka aku melihat ke kanan, ke kiri tidak ada apa-apa, melihat ke muka ke belakang, juga tidak melihat apa-apa, lalu aku melihat ke atas, terlihat olehku sesuatu, maka segera aku pergi kepada Khadijah dan berkata kepadanya: Selimutilah aku dan siramkan air dingin kepadaku, maka diselimutilah aku dan diusap dengan air dingin, maka turunlah ayat: Ya ayyuhal muddats-tsir. Qum fa andzir. Wa rabbaka fakabir.

102. Abu Dzar r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Pada suatu malam terbuka atap rumahku diMakkah, lalu turun Jibril, dan membelah dadaku, kemudian membasuhnya dengan air zamzam, kemudian ia membawa bejana emas yang penuh berisi hikmat dan iman lalu dituangkan kedalam dadaku, lalu ditutup kembali. Kemudian ia membimbing tanganku dan menaikkan aku kelangit dunia, dan ketika sampai dilangit sampai dilangit, Jibril berkata kepada penjagalah: Bukalah. Lalu ditanya: Siapakah itu? Jawabnya: Jibril. Lalu ditanya: Apakah engkau bersama orang lain? Jawabnya: Ya, bersamaku Muhammad saw. Ditanya: Apakah dipanggil? Jawabnuya: Ya. Ketika telah dibuka kami naik ke langit dunia tiba-tiba bertemu dengan orang yang duduk sedang dikanan kirinya sekumpulan orang, bila ia melihat kekanan tertawa, tetapi bila melihat kekiri menangis, maka ia menyambut: Marhaban ( selamat datang) nabi yang saleh, dan putra yang saleh. Aku bertanya kepada Jibril: Siapakah itu? Jawabnya: Itu Adam, yang dikanan ahli surga dan yang dikirinya ahli neraka, karena itu dia tertawa bila melihat kekanan, dan menangis bila melihat kekirinya. Kemudian dinaikkan ke langit kedua, dan minta buka pada penjaganya, dan dikatakan oleh penjaganya sebagaimana langit pertama, lalud ibuka. Anas r.a. berkata: Maka menyebut bahwa dilangit-langit itu telah bertemu dengan Adam, Idris, Musa, Isa, Ibrahim a.s. tetapi tidak dijelaskan tempa tmasing-masing, hanya menyebut bahwa Adam a.s. dilangit pertama dan Ibrahim di langit keenam.

Anas r.a. berkata: Ketika Jibril bersama Nabi Muhammad saw. berjumpa dengan Nabi Idris maka di sambut: Marhaban (selamat datang) nabi yang saleh dan saudara yang saleh. Lalu aku tanya? Siapakah ini? Jawabnya: Ini Idris, kemudian melalui Nabi Musa juga disambut: Marhaban Nbi yang saleh, dan aku bertanya: Siapakah ini? Jawab Jibril: Itu Musa, lalu melalui Isa juga menyambut selamat datang nabi yang saleh dan saudara yang saleh. Lalu aku bertanya: Siapakah itu? Jawab Jibril: Itu Isa a.s. Kemudian melalui Ibrahim juga menyambut Selamat datang nabi yang saleh dan putra yang saleh. Lalu aku bertanya: Siapakah itu? Jawab Jibril: itu Ibrahim a.s.

Kemudian aku dibawa naik sehingga ke atas mustawa, dimana aku mendengar suara kalam yang di catat di lauh mahfuzh. Maka Allah mewajibkan atas umatku lima pukuh kali salat. Lalu aku kembali membawa perintah kewajiban itu sehingga melalui Musa a.s., maka ia bertanya: Apakah yang diwajibkan Tuhan atas umatmu? Jawabku: Lima puluh kali shalat, langsung ia berkata: Kembalilah kepada Tuhan untuk minta keringanan, sebab umatmu takkan kuat melakukan itu,maka aku kembali kepada Tuhan minta keringanan dan diringankan setengahnya, tetapi Musa tetap berkata: Mintalah keringanan karena umatmu tidak akan kuat, maka kembali aku minta keringanan kepada Tuhan dan mendapat keringanan setengahnya, kemudian kepada Musa aku katakan telah mendapat keringanan setengahnya, tetapi Musa tetap menaganjurkan supaya minta keringanan karena umatmu tidak akan kuat melakukan itu, maka kembalilah aku minta keringanan kepada Tuhan, sehingga Allah befirman: Itu hanya lima kali dannilainya samadengan limapuluh, tidak akanberubah lagi putusanku maka aku kembali kepada Musa dan Musa tetap menganjurkan supaya minta keringanan, tetapi aku jawab bahwa aku malu kepada Tuhan. Kemudia aku dibawa ke sidratul muntaha yang diliputi oleh bernagai warna sehingga aku tidak dapat mengerti apakah itu. Kemudian aku dimasukkan surga, yang kubah-kubahnya terbuat dar imutiara dan tanahnya kasturi (misk).

95. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda; Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, hampir akan turun kepadamu Nabi Isa putra Maryam sebagai hakim yang adil, lalu ia akan memecah semua salib, membunuh babi, menghapuskan cukai, dan berlimpahlah harat kekayaan sehingga tiada seorangpun yang akan menerimanya. Yakni sadaqah.

96. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Bagaimanakah kamu,jika turun kepadamu Isa putra Maryam a.s sedang imam (pimpinanmu) tetap dari kamu sendiri.

97. Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Tidak akan tiba hari kiamat sehingga matahari terbit dari barat, maka bila matahari telah terbit dari barat, dan orang-orang pun melihatnya, segera mereka beriman semuanya, pada saat itu tidak berguna iman yang baru, jika dahulunya mereka tidak beriman. Kemudian Nabi saw. membaca ayat 158 surat Al-An’am:

ö@yd tbrãÝàZtƒ HwÎ) br& ÞOßguÏ?ù's? èps3Í´¯»n=yJø9$# ÷rr& uÎAù'tƒ y7/u ÷rr& šÎAù'tƒ âÙ÷èt/ ÏM»tƒ#uä y7În/u 3 tPöqtƒ ÎAù'tƒ âÙ÷èt/ ÏM»tƒ#uä y7În/u Ÿw ßìxÿZtƒ $²¡øÿtR $pkß]»yJƒÎ) óOs9 ô`ä3s? ôMuZtB#uä `ÏB ã@ö6s% ÷rr& ôMt6|¡x. þÎû $pkÈ]»yJƒÎ) #ZŽöyz 3 È@è% (#ÿrãÏàtGR$# $¯RÎ) tbrãÏàtFYãB ÇÊÎÑÈ

Pada hari tiba salah satu ayat (bukti) yang telah ditentukan oleh Tuhanmu, maka tidak akan berguna iman yang baru bagi orangnya jika dahulunya mereka tidak beriman.

98. Abu Dzar r.a. berkata: Ketika aku masuk masjid, Rasululah saw. sedang duduk, dan ketika terbenam matahari Nabi saw. bersabda: Hai Abu Dzar tahukah engkau kemanakah matahari itu pergi? Jawabku: Allahu warasuluhu a’lam. Maka sabda Nabi saw.: Dia minta izin kepada Tuhan untuk sujud, lalu diizinkan untuk terbit kembali, dan akan tiba masa diperintahkan kepadanya: Kembalilah dari mana engkau datang, sehingga ia terbit dari barat (tempat terbenamnya). Dan itulah tempatnya.

93. Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Tiada seorang Nabi melainkan telah diberi mukjizat yang karenanya orang-orang percaya kepadanya, mukjizat yang diberikan kepadaku berupa wahyu Al-Quran yang diturunkan kepadaku, maka aku berharap semoga aku lah yang terbanyak pengikutnya pada hari kiamat. Sebab mukjizat Al-Quran akan tetap hingga hari kiamat.

94. Abu Musa r.a. berkata: Rasulullah saw. besabda: Tiga macam orang yang akan mendapat pahala dua kali lipat:

1. Seorang ahli kitab yang dahulu percaya kepada nabinya, kemudian beriman kepada Nabi Muhammad saw.,

2. Hamba sahaya yang menunaikan kewajibannya terhadap Allah dan kewajiban terhadap majikannya,

3. Dan seorang majikan yang memiliki budak wanita dididik dengan baik, diajar agama sebaik-baiknya kemudian dimerdekakan lalu dikawininya, maka dia mendapat pahala dua kali lipat.

92. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Kami lebih layak untuk ragu daripada Nabi Ibrahim a.s. ketika berkata: Ya Tuhan perlihatkan kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang yang telah mati? Tuhan bertanya: Apakah engkau tidak percaya? Jawab Ibrahim a.s.: Benar aku percaya, tetapi supaya lebih tenteram hatiku. Dan semoga Allah merahmati Nabi Luth a.s ketika akan berlindung kepada pelindung yang kuat. Dan andaikan aku tinggal dalam penjara selama Nabi Yusuf, niscaya segera aku sambut panggilan raja.

91. Saad bin Abi Waqash r.a. berkata: Rasulullah saw. memberi beberapa orang bagian, sedang Saad duduk melihat, maka Saad berkata: Ya Rasulullah, mengapakah Tuan tinggalkan si fulan padahal aku tahu ia seorang mukmin. Nabi saw. bersabda: Ataukah muslim. Maka diamlah Saad sementara, kemudian mengulang pertanyaannya: Ya Rasulullah mengapakah Tuan meninggalkan si Fulan, demi Allah aku tahu dia seorang mukmin. Nabi saw. bertanya: Ataukah muslim? Maka diamlah Saad sementara, lalu mengulangi kembali pertanyaannya, dan Nabi saw. juga mengulangi sabdanya, emudian Nabi saw. bersabda: Ya Saad, ada kalanya aku memberi kepada seseorang, padahal orang yang lain itu lebih aku sayang, karena khaweatir kalau ia terjerumus dalam api neraka.

Yakni khawatir jika yang lemah iman itu tidak diberi lalu mereka mencela Nabi saw. sehingga menyebabkan ia masuk kedalam neraka.

90. Hudzaifah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Catatlah untukmu nama orang-orang yang telah masuk Iskam, maka kami catat seribu lima ratus orang, dan kami berkata: Apakah Tuan takut (khawatir) terhadap kami padahal kini seribu lima ratus orang. Kemudian nyata kami telah diuji oleh bala’ ketakutan sehingga ada kalanya orang shalat sendirian karena takut.